Selasa, 23 April 2013

TUGAS BAHASA INGGRI 2 - TUGAS KE 2

1. ( S + V1 )

  1. My full name is adi mulia Tarmizi
  2. i like play football\
  3. My friend calls me adi
  4. i drink coffee every nigh
  5. ti live in bekasi
  6. i really sing a song
  7. i come to campus on time
  8. i buy book
  9. i have two brother’s
  10. i like listen music
2. ( S + be + Adj )



  1. I am twenty one years old
  2. i am always happy
  3. my father is a good man
  4. i am very friendly
  5. my hair is black
  6. my favorite foot is adidas
  7. my father have a new car wash
  8. i am busy right now
  9. i will buy blue bag for my brother
  10. my mother is beautiful
3. ( S + be + Adv)


  1. I paid a call my friend in the hospital last week 
  2. I will have dinner at the cafe near her home tomorrow 
  3. someday, i will go to london for watching match chelsea fc
  4. in the morning i always eat before go to campus
  5. i went to the campus every morning by motorcycle 
  6. yesterday I met an old friend at the mall 
  7. I came home in the evening last week 
  8. This day I have completed the coursework 
  9. my nephew yesterday been playing in the play ground 
  10. I always sleep at night

ADI MULIA TARMIZI
3EB22
20210150 

Minggu, 10 Maret 2013

Tugas Softskill

Adi Mulia Tarmizi
3EB22
 20210150

SIMPLE PRESENT TENSE

( + ) Ridwan read an English book every day
( - )  Ridwan doesn't read an english book every day
( ? )  Does Ridwan read an english book every day?

SIMPLE PAST TENSE

( + ) He go to the bank two hour ago
( - )  He didn't go to the bank two hours ago
( ? )  Did you go to the bank two hours ago? 

SIMPLE FUTURE TENSE

( + ) I will wait for you
( - )  I will not wait for you
( ? )  Will you wait for me?

PRESENT CONTINOUS TENSE

( + ) I am studying english
( - )  I am not studying english
( ? )  Are you studying english?

 PRESENT PERFECT TENSE

( + ) We've given him a present
( - )  We hasn't given him a present
( ? )  Have you given him a present ?



Sabtu, 29 Desember 2012

TULISAN KARYA ILMIAH

ADI MULIA TARMIZI 3EB22 20210150KARYA ILMIAH

Karya Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di b


uku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.

Macam-macam Karya Ilmiah :
1. Makalah
Karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
2. Skripsi
Karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
3. Tesis
Karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
-Contoh-
Contoh Karya Ilmiah tentang Budaya
Bab I 
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah

Keadaan masyarakat sekarang sanga berbeda dengan masyarakat lampau. Terutama untuk budaya dan gaya hidup orang-orang Asia. Pada zaman sekarang, yang orang-orang bilang sebagai zaman modern, budaya dan gaya hidup orang Asia sudah tidak sama lagi. Rata-rata jawaban itulah yang dilontarkan oleh beberapa orang Asia ketika penulis menanyakan kepada mereka mengenai keadaan pengaruh budaya barat terhadap budaya Asia.
Ternyata tidak hanya orang Indonesia yang menganggap budaya barat telah mempengaruhi Asia. Tapi juga beberapa negara di Asia seperti Malaysia, China, Jepang, India, dan banyak negara Asia lainnya yang menjawab bahwa budaya mereka telah bercampur dengan budaya barat. Terutama dalam gaya hidup seperti pakaian, makanan, dan sebagainya. Tapi apakah masih ada orang Asia yang beranggapan bahwa budaya negara mereka tidak terpengaruh oleh budaya barat?
Budaya barat dalam sisi negatif yang masuk ke Asia sangatlah banyak. Sebagian besar orang Asia juga tau hal itu. Budaya barat yang masuk ke Asia seperti bersikap individualisme, berpakaian minim, dan pergaulan yang terlalu bebas sebelumnya tidak ada di Asia. Tapi karena adanya era globalisasi yang merupakan media dalam membawa budaya barat ke Asia.
Jika kita meneliti kembali mengenai budaya barat yang sudah berpengaruh ke Asia mungkin orang-orang akan berpikir sisi negatif yang masuk. Tapi ternyata, budaya barat yang masuk ke Asia itu tidak hanya dalam sisi negatif, tetapi juga sisi positif. Mungkin memang sisi positif ini tertutup oleh sebagian besar sisi negatif. Tapi perlu kita ingat bahwa budaya barat yang masuk ke Asia juga memiliki sisi positif. Seperti sikap kerja keras dan disiplin mereka, contohnya beberapa orang Asia sudah menerapkan sistem ke disiplinan budaya barat. Contoh yang kedua adalah gaya hidup mereka yang sangat maju dalam hal teknologi dan informasi. Gaya hidup mereka yang satu ini membawa pengaruh yang sangat positif untuk orang Asia dalam berkomunikasi. Jadi, tidak hanya sisi negatif saja dari budaya barat yang masuk ke Asia.
Penulis yang juga merupakan orang Asia juga beranggapan bahwa budaya barat sudah sangat berpengaruh ke Asia. Terutama sisi negatifnya. Karena sebaian besar orang-orang beranggapan bahwa budaya barat sudah sangat berpengaruh dalam budaya Asia, dalam karya tulis ini penulis ingin membuktikan benarkah semua orang Asia beranggapan bahwa budaya barat sudah sangat berpengaruh ke Asia?
B. Perumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah di kemukakan, maka beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan yang akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
  1. Apakah menurut orang Asia budaya barat sudah berpengaruh dengan budaya mereka?
  2. Apakah budaya barat hanya membawa sisi negatif terhadap budaya Asia?
C. Tujuan Penelitian

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk meneliti kembali bagaimana besarnya pengaruh budaya barat terhadap budaya Asia.Secara terperinci, tujuan dari penelitian dan penulisan karya ilmiah ini adalah:
  1. Mengetahui sampai sejauh mana besarnya pengaruh budaya barat yang mempengaruhi budaya Asia.
  2. Mengetahui apakah budaya barat hanya membawa sisi negatif saja.
  3. Mengetahui apakah seluruh orang Asia, bukan Indonesia saja yang beranggapan bahwa budaya mereka sudah terpengaruh budaya barat.
  4. Mengetahui sampai sejauh mana orang-orang Indonesia mencintai negaranya sendiri saat budaya barat sudah mempengaruhi mereka.
D. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan metode observasi, dan metode kepustakaan. Adapun teknik-teknik pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
  • Teknik Pengamatan Langsung
Pada teknik ini, penulis terjun langsung ke dalam pergaulan dan bagaimana gaya hidup orang Indonesia yang ada di sekitar penulis.
  • Teknik Wawancara
Tujuan dari teknik ini adalah agar diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai kasus yang di bahas dan untuk membuktikan apakah pengamatan penulis melalui teknik pengamatan langsung benar atau tidak. Respondennya meliputi beberapa murid, guru, dan beberapa orang Asia selain Indonesia yang di wawancara melalui chat di internet (www.omegle.com) sehingga bisa penulis bandingkan dengan jawaban dari orang Indonesia.
  • Studi Pustaka
Pada metode ini, penulis mencari-cari data dan artikel dari internet yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah dan yang berkaitan dengan budaya, khususnya mengenai pengaruh budaya barat yang masuk ke Asia.
E. Hipotesis

Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan pengenelan masalah. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Ada pengaruh faktor manusia, baik faktor dalam (faktor psikologis) maupun faktor luar (faktor nonpsikologis), dan faktor teknologi sebagai media yang membawa budaya barat masuk ke Asia. Hal ini salah satunya yang menjadi faktor dominan sebagai penyebab.

F. Waktu dan Lokasi Penelitian

Jangka waktu penelitian adalah satu bulan, tepatnya dari pertengahan September 2010 sampai pertengahan Oktober 2010. Penelitian ini dimulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, kegiatan lapangan, pengamatan hingga penulisan hasil penelitian. Lokasi dalam melakukan penelitian ini tidak memiliki batasan.
G. Sistemika Penulisan

Pada karya ilmiah ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian di lapangan dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab berikutnya, penulis akan menjelaskan data yang diperoleh dan membahasnya satu per satu terutama berkaitan dengan budaya Asia yang sudah terpengaruh oleh budaya barat.

Jumat, 28 Desember 2012

PENALARAN INDUKTIF DAN CONTOH

ADI MULIA TARMIZI
3EB22
20210150

PENALARAN INDUKTIF

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
-Macam-macam penalaran induktif :
A. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
 Contoh :
Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.
Macam-macam generalisasi :
- Generalisasi Sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
-Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
B. Analogi
Membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

C. Sebab - Akibat
Sebab akibat adalah proses penalaran berdasarkan hubungan sebab akibat atau akibat sebab.
Contoh : 
a)  Sebab- akibat.
     Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b)  Akibat – Sebab.
     Bobi tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c)  Akibat – Akibat.
     Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan 
D. Kausal
Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
 
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://yogatama-anggita.blogspot.com/2012/04/penalaran-induktif.html

Sabtu, 10 November 2012

Contoh Kalimat dalam Aturan Silogisme Kategorial


Contoh Kalimat dalam Aturan Umum Silogisme Kategorial

Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
Contoh :
Semua mahasiswa UI belajar Bahasa Indonesia
Adi Mahasiswa Gunadarma
Jadi Adi belajar bahasa Indonesia

B. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
Contoh :
Semua wanita cantik
Dini adalah seorang wanita
Jadi Dini cantik

C. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Contoh :
Semua binatang tidak bernafas dengan paru-paru
Semua binatang tidak tinggal di darat

D. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Contoh :
Tidak se ekor ayam pun adalah manusia
Semua ayam berkokok
Jadi manusia tidak berkokok

E. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
Contoh :
Semua karyawan mengikuti rapat
Tono adalah seorang karyawan
Jadi Tono harus mengikuti rapat

F. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh :
Sebagian karyawan lulusan Universitas
Sebagian mahasiswa adalah karyawan

G. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Contoh :
Semua ikan berbau amis
Gurame adalah jenis ikan
Jadi Garame berbau amis

H. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh :
Beberapa daun berwarna coklat
Tidak seekor binatang pun memiliki daun

http://aulianingrum.blogspot.com/2010/03/contoh-kalimat-dalam-aturan-silogisme.html
 

Minggu, 04 November 2012

PENALARAN DEDUKTIF

  • Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahuluharus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian dilapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakankata kunci untuk memahami suatu gejala.
 Jenis Penalaran Deduktif
Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu:
1. Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Contoh :
Premis Mayor : Tidak ada manusia yang abadi
Premis Minor : Socrates adalah manusia
Kesimpulan : Socrates tidak abadi

Kaedah- kaedah dalam silogisme kategorial adalah :
a. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
b. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan
c. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative.
e. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
f. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
g. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
h. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

2. Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Menurut Parera (1991: 131) Silogisme hipotesis terdiri atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Akan tetapi premis mayor bersifat hipotesis atau pengadaian dengan jika … konklusi tertentu itu terjadi, maka kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis minor menyatakan kondisi pertama terjadi atau tidak terjadi. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotesis:
1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan, saya naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.

2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.

3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul. Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa, Jadi kegelisahan tidak akan timbul. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah. Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

Kaedah- kaedah Silogisme Hipotesis
Mengambil konklusi dari silogisme hipotesis jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini adalah menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana
Contoh :
a) Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor: Hujan tidak turun
Konklusi : Sebab itu panen akan gagal.
b) Premis Mayor : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Premis Minor : Air tidak ada.
Kesimpulan : Manusia akan kehausan.

3. Silogisme Alternatif : silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi tergantung dari premis minornya.
Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti:
la lulus atau tidak lulus.
Ternyata ia lulus
Jadi, la bukan tidak lulus
Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif, seperti:
Xsa di rumah atau di pasar.
Ternyata tidak di rumah.
Jadi, di pasar
Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti iuas mempunyai dua tipe yaitu:
1. Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain.
2. Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain.

Kaedah-kaedah silogisme alternatif :
1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid
2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar)
Contoh :
Rizki menjadi guru atau pelaut.
la adalah guru.
Jadi bukan pelaut
Rizki menjadi guru atau pelaut.
la adalah pelaut.
Jadi bukan guru
b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah)
Contoh :
Penjahat itu lari ke Surabaya atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Surabaya. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Rifki menjadi guru atau pelaut.
Ternyata ia bukan pelaut.
Jadi ia guru. (Bisa jadi ia seorang pedagang)
Contoh :
Premis Mayor : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Premis Minor : Nenek Sumi berada di Bandung.
Kesimpulan : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

4. Entimen : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun tulisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Entimen atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme.
Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah "retorik silogisme" adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi. Kata lainnya, entimem merupakan silogisme yang diperpendek.
Contoh :
Rumus Entimen:
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang terlambat
Entimen : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang baik



sumber : 
http://gakaramyblog.blogspot.com/2012/04/kutipan-mengenai-penalaran-deduktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://latifahitueva.blogspot.com/