Sabtu, 14 Mei 2011

TUGAS MINGGU KE 5 DAN 6 PEREKONOMIAN INDONESIA

MENCARI DATA TINGKAT KEMISKINAN DAN PENDAPATAN PERKAPITA INDONESIA SAAT INI, BANDINGKAN DENGAN NEGARA ASEAN, PROGRAM PEMERINTAH UNTUK MENAGGULANGI KEMISKINAN

NAMA : ADI MULIA TARMIZI
KELAS : 1EB18
NPM : 20210150

Indonesia sedang berada di ambang era yang baru. Sesudah mengalami krisis multi-dimensi (ekonomi, sosial,
dan politik) pada akhir tahun 1990-an, Indonesia sudah kembali bangkit. Secara garis besar, negeri ini telah pulih dari
krisis ekonomi yang menjerumuskan kembali jutaan warganya ke dalam kemiskinan pada tahun 1998 dan telah menurunkan
posisi Indonesia menjadi salah satu negara berpenghasilan rendah. Belum lama ini Indonesia telah berhasil kembali
menjadi salah satu negara berkembang berpenghasilan menengah. Angka kemiskinan yang meningkat lebih dari sepertiga
kali selama masa krisis telah kembali pada kondisi sebelum krisis. Sementara itu, Indonesia telah mengalami
transformasi besar di bidang sosial dan politik, berkembang dengan demokrasi yang penuh semangat dengan adanya
desentralisasi pemerintahan, serta keterbukaan yang jauh lebih luas dibandingkan
dengan masa lalu.


Pengentasan kemiskinan tetap merupakan salah satu masalah yang paling mendesak di Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$2-per hari hampir sama dengan jumlah
total penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$2- per hari dari semua negara di kawasan Asia Timur
kecuali Cina. Komitmen pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK). Di
samping turut menandatangani Tujuan Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals) untuk tahun 2015,
dalam RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam pengentasan kemiskinan untuk tahun 2009,
termasuk target ambisius untuk mengurangi angka kemiskinan dari 18,2 persen pada tahun 2002 menjadi 8,2 persen
pada tahun 2009. Walaupun angka kemiskinan nasional mendekati kondisi sebelum krisis, hal ini tetap berarti bahwa
sekitar 40 juta orang saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Lagi pula, walaupun Indonesia sekarang merupakan negara berpenghasilan menengah, proporsi penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$2-per hari sama
dengan negara-negara berpenghasilan rendah di kawasan ini, misalnya Vietnam.

Indonesia memiliki peluang emas untuk mengentaskan kemiskinan dengan cepat. Pertama, mengingat
sifat kemiskinan di Indonesia, dengan memusatkan perhatian pada beberapa bidang prioritas dapat diperoleh keberhasilan
dalam «perang» melawan kemiskinan dan rendahnya indikator-indikator pembangunan manusia. Kedua, sebagai negara
penghasil minyak dan gas bumi, Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan meraih keuntungan dari peningkatan
penerimaan negara-sebesar AS$10 milyar pada tahun 2006-berkat melonjaknya harga minyak dan pengurangan subsidi
BBM. Ketiga, Indonesia bisa memetik manfaat yang lebih besar lagi dari proses demokratisasi dan desentralisasi yang
masih terus berlangsung.

Pendapatan per kapita 2010 diperkirakan naik sekitar US$3.000 atau Rp27 juta per tahun. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, kenaikan itu disebabkan dua faktor. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai sekitar enam persen atau lebih, yang pada gilirannya akan meningkatkan PDB. Dampaknya akan lebih bagus jika pertumbuhan PDB lebih cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk.

"Pertumbuhan ekonomi 2010 hampir pasti sekitar enam persen atau lebih," ujar Rusman ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Selasa, 4 Januari 2011.

Faktor kedua, karena apresiasi rupiah. Hitungan pendapatan per kapita selama ini didasarkan pada kurs dolar. "Karena kita harus konversi dolar berdasarkan kurs, ada windfall juga," ujarnya.

Menurut Rusman, target pertumbuhan ekonomi pemerintah di tahun 2011 sebesar 6,4 persen bukan hanya bisa dicapai, bahkan dapat dilampaui. Jika momentum pertumbuhan terus dijaga, dia hakulyakin pertumbuhan ekonomi bisa mencapai tujuh persen. Syaratnya: pembangunan infrastruktur, iklim usaha yang baik, dan ekonomi dunia tidak membawa pengaruh negatif terhadap ekonomi Indonesia. Makin bergairahnya perekonomian nasional akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan per kapita.

"Kita sudah mempunyai modal di 2010 yang bagus, tinggal bagaimana kita mengelolanya dan tetap mewaspadai faktor-faktor yang bisa mempengaruhi. Kita manfaatkan momentum geliat ekonomi dunia," ujarnya, optimistis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar